5 Maret 2011

JENIS - JENIS METODE PEMBELAJARAN


JENIS - JENIS METODE PEMBELAJARAN

Dalam proses pemebelajaran seorang guru harus memiliki kreatifitas (kemampuan) dalam memberikan materi di kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan bagi seorang pendidik agar proses pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam prakteknya terdapat beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya di antaranya yaitu :

1.          Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dipandang monoton, karena penyampai informasi seperti ini tidak mengundang umpan balik. Sehingga langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi kualitas hasil metode ceramah:
a.      Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
b.      Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti sesuaikah metode ini dengan tujuan.
c.       Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.
·         Dapat menangkap perhatian siswa.
·         Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka.
d.      Menanamkan pengertian yang jelas.
e.      Guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.

a.      Kelebihan Metode Ceramah
·         Guru mudah menguasai kelas.
·         Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
·         Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
·         Mudah dilaksanakan.
b.      Kelemahan metode ceramah:
·         Membuat siswa pasif.
·         Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
·         Mengurung daya kritis siswa.
·         Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
·         Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
·         Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
·         Bila terlalu lama membosankan.
·         Terkadang penafsiran murid dengan apa yang dijelaskan guru berbeda.

2.          Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a.       Kelebihan metode eksperimen:
·         Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
·         Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan, dan
·         Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b.      Kekurangan metode eksperimen:
·         Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
·         Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
·         Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

3.          Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.
a.       Jenis Demonstrasi (Nursidik, 2002)
1)          Metode Demonstrasi Cara
Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang dikerjakan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak memerlukan banyak biaya.
2)          Metode Demonstrasi Hasil
Demonstrasi hasil dimakduskan untuk menunjukan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.
b.       Kelebihan
·        Demonstrasi menarik dan menahan perhatian
·        Demonstrasi menghadirkan subjek dengan cara mudah dipahami
·        Demonstrasi menyajikan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau tidak dapat dikerjakan.
·        Metode demonstrasi adalah objektif dan nyata.
·        Metode demonstrasi menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh.
·        Demonstrasi mempercepat penyerapan langsung dari sumbernya.
·        Dapat membantu mengembangkan kepemimpinan lokal
·        Dapat memberikan bukti bagi praktik yang dianjurkan.
·        Melihat sebelum melakukan. Manfaat bagi siswa dengan melihat sesuatu yang dilakukan sebelum mereka harus melakukannya sendiri.
c.        Kelemahan
·        Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan yang memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik.
·        Metode demonstrasi terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu.
·        Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang banyak dan agak mahal.
·        Memerlukan banyak persiapan awal.
·        Dapat dipengaruhi oleh cuaca.
·        Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil
·        Tidak mengalami langsung. Sebuah demonstrasi bukan merupakan pengalaman langsung bagi siswa kecuali mereka mengikuti dari awal, sebagai guru adalah menunjukkan langkah atau keterampilan.

4.          Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Kelebihan dan kelemahan tersebut menurut Martiningsih (2007) yakni sebagai berikut :
a.        Kelebihan
·        Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
·        Memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
·        Dapat membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan.
b.       Kelemahan
·        Tidak cukupnya alat-alat yang dibutuhkan mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
·        Memerlukan jangka waktu yang lama.
·        Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains dan teknologi.
c.        Aplikasi dalam Pembelajaran
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) yang dikutip dalam blog Martiningsih (2007)  adalah :
1)    Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
2)    Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3)    Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4)    Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
5.          Metode Discovery
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
a.           Tahapan-tahapan Discovery
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu:
1)      Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.
2)      Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis.
3)      Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis.
4)      Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi.
5)      Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.
b.          Kelebihan
Kelebihan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
§  Dianggap membantu siswa dalam mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.
§  Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
§  Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
§  metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
§  metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
§  Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
§  Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya.
§  Membantu perkembangan siswa menuju skeptissisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
c.           Kelebihan
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
§  Harus adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
§  Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas dalam skala besar.
§  Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
§  Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai cara yang terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan.
§  Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
§  Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.

6.          Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).
a.         Strategi Pelaksanaan Inquiry
Strategi pelaksanaan inquiry adalah :
1)         Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
2)         Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
3)         Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.
4)         Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
5)         Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
b.        Kelebihan
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
·           Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
·           Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
·           mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
·           Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
·           Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
·           Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
·           Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
·           Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
·           Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
·           Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

7.          Metode Latihan
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.         Kelebihan
Kelebihan metode latihan :
·           Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
·           Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
·           Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b.        Kekurangan
Kekurangan metode latihan:
·           Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
·           Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
·           Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
·           Dapat menimbulkan verbalisme.

8.          Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
a.        Kelebihan
Kelebihan metode simulasi di antaranya :
·          Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
·          Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
·          Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
·          Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
·          Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b.        Kekurangan
Disamping memiliki kelebihan, metode simulasi juga memiliki kekurangan, di antaranya :
·          Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
·          Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
·          Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
c.         Jenis-Jenis Simulasi
Simulasi terdiri atas beberapa jenis, di antaranya :
1.         Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Kelebihan metode sosiodrama diiantaranya adalah :
·      Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi).
·      Memupuk kerjasama antara siswa.
·      Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
·      Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
·      Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
·      Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Adapun kelemahan dari metode ini adalah:
·      Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
·      Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
2.         Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
3.         Role Playing
Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

9.          Metode Proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a.        Kelebihan
Kelebihan metode proyek:
·           Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
·           Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b.       Kekurangan
Kekurangan metode proyek:
·           Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
·           Bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
·           Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
·           Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

10.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu pemasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahauan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
a.        Kelebihan
Kelebihan metode diskusi antara lain :
·           Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide-ide.
·           Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
·           Dapat melatih siswa untuk dapat melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Selain itu, siswa juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
b.        Kelemahan
Selain beberapa kelebihan, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
·           Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
·           Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·           Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
·           Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, terkadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
c.         Jenis-Jenis Diskusi
1.         Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam diskusi ini yaitu : pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang akan jadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selam 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah dipersilahkan oleh moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2.         Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompo kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan masalah hasil diskusinya
3.         Simposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4.         Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Hal inilah yang membedakan diskusi panel dengan beberapa diskusi lainnya.
 

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2007. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : Kencana.
N.K., Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.


Tidak ada komentar: